Steve D. Anggara

Archive for the ‘Ekonomi’ Category

Sebuah Ilusi dari Peradaban Manusia, Kekayaan Alam Vs Materi

In Ekonomi, my Diary on January 5, 2013 at 1:40 am

 

Manusia sejak pertama hadir di muka bumi entah dengan evolusi dari mahluk mirip dengan kera, atau entah dengan turun ke bumi dari surga pada intinya bertujuan untuk bertahan hidup dan menghasilkan keturunan. Manusia sebagai mahkluk hidup sangat tergantung pada kekayaan alam untuk bertahan hidup. Namun seiring dengan perkembangan zaman terjadilah yang dinamakan ilusi peradaban dimana dengan kemajuan jaman dan perkembangan kebudayaan, manusia mulai menciptakan bentuk-bentuk kekyaaan yang lain seperti uang sebagai alat tukar, rumah, handphone, computer, gedung bertingkat, yang seluruhnya membentuk sebuah ilusi bahwa tanpa itu semua manusia tidak bisa bertahan hidup.

Coba pikirkann dari mana kekayaan itu berasal. Sebelum itu kita perlu menjabarkan arti kekayaan itu. Menurut kamus besar bahasa Indonesia definisi “Kekayaan” adalah : harta (benda) yg menjadi milik orang”. Nah dari mana kita bisa mendapat kan harta benda agar menjadi kaya. Sebenarnya mendapatkan harta benda dengan menjadi kaya pada hakikatnya adalah bekerja dan mengumpulkan hasil pekerjaan disimpan untuk masa depan. Dan praktek ini sudah terjadi sejak awal peradapan manusia. Ketika peradaban manusia masih berburu untuk mengumpulkan makanan, dimana pada saat itu untuk bertahan hidup pada musim dingin atau beberapa hari manusia perlu menyimpan hasil buruannya dalam kendi-kendi makanan yang di tunjukan dengan arca-arca peninggalan. hal ini bisa diambil kesimpulan bahwa Manusia pada saat itu mengumpulkan kekayaan melalui berburu dan menyimpannya. Jika kita menilik kondisi saat ini pada era informasi, alat pengumpul kekayaan bukanlah makanan lagi namun berupa Uang dan emas. Semakin banyak orang memiliki uang dan emas maka semakin kayalah mereka. Penggunaan uang dalam alat ukur kekayaan merupakan sebuah hasil dari perkembangan kebudayaan.

Penggunaan Uang merupakan sebuah derivative dari kebudayaan itu sendiri walaupun pada hakikatnya manusia itu membutuhkan alam untuk bertahan hidup, namun dengan adanya perkembangan kecerdasan manusia maka semakin lama, manusia seakan-akan tidak membutuhkan alam lagi untuk bertahan hidup. Dalam konsep bertahan hidup seharusnya manusia sangat tergantung dengan seorang petani, dan peternak untuk nasi dan daging. Namun saat ini justru merekalah termasuk kasta yang dilupakan. Kita lebih mennyanjung seoarang Teknisi, Bankir, Artis, padahal nyata-nyata mereka tidak membuat kita bisa bertahan hidup lebih lama.

 

(To be Continued)

JawaPos-isme???? Marketing

In Ekonomi on April 12, 2011 at 4:14 pm

Saya adalah pembaca setia dari Koran jawa pos. Koran yang satu ini jarang saya lewatkan pada pagi hari, karena terbitnya dikala pagi bahkan subuh jadi rasanya ada yang kurang jika tidak sarapan sambil membaca Koran ini. Kebiasaan membaca koran jawa pos setelah bangun pagi sepertinya sudah terekam dalam bawah sadar saya, walaupun belum mandi atau cuci muka. saya langsung membaca koran jawa pos. Isinya yang ringan dan bahasa yang tidak terlalu berat khas Suroboyoan, membuat lebih enjoy membacanya. Pernah suatu ketika sudah dua hari tidak baca, saya mencari koran jawa pos 2 hari yang tidak saya baca. Bahkan ketika saya bepergian ke jogja pun, yang nota bene koran lokalnya bukan jawa pos, saya bela-belain untuk keliling cari koran jawapos akhirnya yang saya dapat adalah radar solo di lampu merah perbatasan jogja solo.

Sebenarnya saya juga pembaca Koran Kompas yang isinya menurut saya lebih berbobot dan tajam dalam mengulas berita, tapi karena saking tebalnya Koran ini akhirnya saya selalu bacanya nyicil, kadang bisa besok dan kadang tidak baca semua. Beda dengan Koran Jawa pos isinya lebih ringkas, dan kebanyakan berkutat masalah-masalah social sekitar sehingga jika dibaca di waktu singkat seperti pagi hari pas. Terbersit pertanyaan yang mengganjal dalam pikiran saya,  kenapa koran yang satu ini begitu tertanam kuat dalam kebiasaan, bahkan jika belum baca koran ini rasanya ada sesuatu yang kurang, padahal itu pun saya sudah baca koran lainnya.

Apa yang dilakukan Dahlan Iskan mantan ceo jawa pos yang sekarang menjabat sebagai Menteri BUMN  memang patut diacungi jempol. Dia tidak sekedar menjadikan jawapos lembaran kertas tulisan berita, tapi sebuah kisah dan gaya hidup rakyat. Marketing dengan cara mendekatkan ke komunitas-komunitas Surabaya membuatnya menjadi popular di kalangan tertentu misal Deteksi yang lebih menyasar ke Kawula Muda dan Evergreen yang menyasar para Orang tua.  Dalam menghadapi persaingan Media Massa cetak yang semakin lama, semakin terhimpit dengan media online, Jawa pos memilih tidak melakukan perang harga dengan  menekan harga hingga seribu rupiah hanya untuk bersaing dengan Koran-koran local lain.. Walaupun dengan dibanderol dengan harga tiga ribu rupiah per exsemplar tapi tetap menjadi Koran nomer satu di jawa timuran. <Steve>

 

 

Sumber dari sumber ekonomi saat ini… Coba pikirkan..

In Ekonomi, Serba-serbi on April 12, 2011 at 2:57 pm

Menurut saya segala sesuatu kekayaan alam di dunia ini seperti uang yang beredar, roda, ekonomi, perusahaan-perusahaan , gedung-gudang bertingkat bersumber dari satu hal. Yaitu kekayaan alam natural yang dapat kita ambil secara gratis di bumi. Contohnya ikan di laut, minyak bumi, padi di sawah dll.  Memang gedung, uang memang diciptakan oleh manusia tapi mengapa itu bisa dicipta jika tanpa kekayaan alam seperti semen beton dan makanan untuk konsumsi pekerjanya. Yang semuanya tidak bisa diciptakan oleh manusia tapi tersedia secara gratis tinggal mengolah saja. Sedangkan seperti pertanian, perkebunan, gedung perkantoran, jembatan, dll itu hanya merupakan efek dari pengolahan sumber daya alam natural. Tanpa adanya sumber daya alam tuhan kita manusia tidak akan bisa membuat semua pembangunan saat ini.

Untuk menjelaskan ini saya coba mengilustrasikan dengan cerita. Di kisahkan Ada dua orang manusia yang hidup di dunia ini, panggil saja si ali dan rini sepasang suami istri. Karena mereka manusia yang perlu makan untuk hidup dan meneruskan keturunan, mereka sepakat untuk saling membagi tugas agar kebutuhan hidup mereka tercukupi. Si Ali pergi melaut untuk mendapat ikan dengan menjaring dan si rini pergi ke hutan untuk mencari buah dan sayuran.  Mereka berdua saling berkerja sama untuk memenuhi kodrat mahluk hidup yaitu makan dan minum.

Dari Ali dan rini mereka dikarunai 4 anak, karena terbatasnya kemampuan manusia untuk  melakukan semua pekerjaan sendiri, mereka bepikir untuk memperkejakan anaknya. Namun jika anak mereka disuruh berburu dan berkebun saja, itu membuat menjadi tidak effisien Karen diasumsikan dengan kehadiran anak2x mereka bumi semakin sempit, ikan semakin sedikit dan sayuran yang makin langka.   Akhirnya si ali sang nelayan menyuruh anaknya untuk membuat kapal dari kayu yang diambil dari hutan, untuk mengarungi samudra agar dapat menangkap ikan. Dan anak yang lainya membantu rini untuk membuat perkebunan agar mereka tidak perlu lagi bolak-balik ke hutan.

Timbulah jenis pekerjaan baru yaitu tukang kayu. Jadi pekerjaan utama adalah pekerjaan yang berhubungan dengan alam dan pekerjaan turunannya adalah tukang kayu yang merupakan spesialisasi. Apakah seorang tukang kayu itu ada lebih dulu dari pada seorang nelayan. Jawabnya adalah tentu saja tidak. Jadi bisa disimpulkan bahwa pekerjaan utama manusia adalah mengambil sumber daya dan sisanya adalah pekerjaan tambahan. Tanpa pekerjaan utama tidak akan ada pekerjaan tambahan. Itulah sebabnya kenapa Negara yang memiliki sumber daya alam yang baik dan manusia cenderung merupakan Negara kaya. Tanpa kekayaan alam tidak aka nada pekerjaan tambahan.

Pada dasarnya manusia itu butuh makan dan minum oleh sebab itu pekerjaan utama manusia selalu berkaitan dengan hal itu, semisal berkebun berburu, berternak. Baru setelah itu timbulah spesialisasi, hal ini dikarenakan manusia yang tumbuh semakin banyak sedangkan alam yang dikelola terbatas . Jika semua orang perlu berburu untuk makan, dengan adanya spesialisasi lebih baik sebagian orang yang tangguh dan kuat berburu dan yang lainnya menjadi nelayan.  Dulu memang ketika populasi manusia sedikit, kekayaan alam berlimpah ruah namun dengan pertumbuhan manusia hingga saat ini mencapi 4 milyar dan terus tumbuh. Kekayaan yang anda lama-lama menjadi terbatas, sehingga manusia berpikir untuk lebih effiseien. Oleh sebab itu bisa anda lihat seiring waktu manusia akan lebih effisien dengan timbulnya spealisasi seperti dokter, akuntan, manajer dll.

BeLajar Ekonomi dari Segelas Teh (part 2)

In Ekonomi, Uncategorized on March 16, 2011 at 4:05 pm

Ada contoh ektrem bagaimana segelas teh dapat mempengaruhi sebuah ekonomi suatu Negara. Karena kondisi cuaca memburuk tiba-tiba seluruh kios teh terkena badai putting beliung (Pentil muter-muter) dan penjual teh harus merelakan seluruh kios terbang bersama angin. Apakah penjual teh saja yang terkena dampaknya, ternyata semua industry yang menyokong industry teh seperti gelas, gula, sedotan terkena imbas juga. Penghasilan industry ini ikut menurun karena sepinya permintaan dari penjual teh. Untuk melakukan efisiensi semua industry harus mem-phk karyawannya, menutup bahkan menjual ke tempat lain.

Ketika karyawan industry di phk besar-besaran, pengangguran meningkat dan timbulah banyak orang yang perlu makan. Karena banyaknya orang yang perlu makan dan ini kebutuhan manusia yang harus dipenuhi , maka para pengangguran mulai melakukan tindakan kejahatan. Karena kejahatan meningkat banyak polisi diturunkan, tentu saja penjara semakin penuh, tunjangan polisi naik, pemerintah mulai kewalahan dengan banyaknya penjahat yang diberi makan, akhirnya pemerintah meminjam uang ke negeri seberang dan mencetak uang lebih banyak untuk membayar utang kepada penjara. Karena pemerirntah mencetak uang banyak maka timbulah inflasi dan inflasi menyebabkan nilai mata uang kita menurun, selain itu membuat nilai Indonesia menurun. Dapat disimpulkan bahwa setiap detail dari segelas the itu saling berkaitan, ketika salah satu industri hancur maka akan berdampak pada industry lainnya. Istiliah kerennya dampak sistemik.

Ternyata Menjadi seorang ekonom itu tidaklah mudah, karena perlu memperhitungkan resiko dan dampak di masa depan jika ingin menerapkan kebijakan yang berkaitan dengan ekonomi. Seperti menaikkan pajak, mengurangi subsidi, mencetak uang, dan meminta utang kepada negeri seberang.

BeLajar Ekonomi dari Segelas Teh (part 1)

In Ekonomi, Uncategorized on March 16, 2011 at 3:24 pm

Kita bisa belajar tentang konsep ekonomi dari segelas teh yang kita minum setiap hari dan begitu juga kebanyakan masyarakat dunia menikmatinya. Tulisan saya ini kalo boleh memilih lebih baik saya masukkan ke kategori dongeng ilmiah dari pada artikel ilmiah. Karena saya akan mendongeng tentang kisah teh yang menyebabkan Negara krisis. He3x apakah gara-gara segelas teh, Negara dapat hancur. Tentu saja tidak, ini hanya contoh konyol dan ekstrim tentang system ekonomi dari segelas teh.

Anda tahu teh yang dijual di mall segelas  seharga Rp. 2.500. Teh manis ini terdiri es batu, gula, gelas plastic sedotan dll yang berbeda-beda yang dirangkai menjadi satu dan diberi sebuah nama supaya orang dapat dengan mudah mengingatnya dan dalam istilah marketing adalah brand awarness. Kita mengambil contoh pada penjual teh yang hanya ada satu-satunya di sebuah pusat perbelanjaan mall sedangkan para pengunjung mulai kehausan Karena kelelahan melakukan window shopping.

Coba kita tengok dari ingredient nya teh gopek, segelas teh terdiri dari air, daun the, gula, sedotan, gelas dll. Apakah teh gopek menciptakan semua hal seperti daun teh, gelas, gula, teko, peralatan dll sendiri. Sudah pasti Tidak, teh gopek hanya merangkai sumber daya yang sudah ada hingga terbentuk lah produk baru. Sumber daya ini di buat dari sumber-sumber yang berbeda, jadi dari segelas teh terdapat industri sedotan, industri gula, industri plastic dan industry daun teh  dll. Jadi hanya dari segelas teh yang kelihatannya remeh, tapi ternyata menyimpan banyak pelajaran ekonomi yang bisa kita pelajari.

Dalam hukum ekonomi kita mengenal dengan hukum permintaan dan hukum penawaran. Seperti contoh ketika banyak orang menginginkan teh untuk diminum sedangkan kapasitas untuk membuat teh terbatas, Mungkin membuat si penjual teh akan berpikir untuk menaikkan harga menjadi Rp. 3.000 untuk meraup untung lebih banya.  Permintaan yang tinggi akan segelas teh dan penawaran yang terbatas oleh penjual teh menyebabkan harga teh melambung tinggi, karena banyak orang akan berusaha berkompetisi dalam mendapatkanya sehingga pembeli rela berkorban lebih banyak dalam membelajakan uang mereka.

Tiba-tiba ide untuk membuat teh menjadi santer karena dinilai sangat menguntungkan sehingga menyebabkan banyak orang berpikir untuk membuka kios teh lagi di mall tersebut dan boom dalam sekejap banyak kios teh dalam mall tersebut.

Hal ini membuat penjual teh Gelas kelabakan dan tidak bisa menaikkan harga lagi semaksimalnya karena banyak penjual lain saling berkompetisi untuk meraih pelanggan. Malahan untuk bersaing dengan penjual teh lain menyebabkan teh gopek merubah strategi dengan menurunkan harga seperti semula. Permintaan akan teh tetap sedangkan penawarannya meningkat dan otomatis karena kompetisi untuk meraih pelanggan, penjual saling menurunkan harga. Karena banyaknya competitor menyebabkan harga turun anjlok hingga ke hpp lalu orang mulai menyadari bahwa menjual teh tidak lagi menguntungkan malah mendatangkan kerugian, pada akhirnya banyak kios teh tutup karena tidak mampu lagi menanggung kerugian. Kios teh yang masih bertahan akhirnya dapat menjual teh diatas hpp dan mendapatkan untung lagi.

Dalam ekonomi harga suatu barang dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran dan contoh diatas merupakan contoh sederhana bagaimana segelas teh dapat menjadi mahal atau murah. Tapi hal ini tidak berlaku hanya pada teh saja, semua barang yang diperdagangkan tidak bisa lepas dari hukum penawaran dan permintaan.

Why Be entrepreneur So importand by Rhenald Kasali P.hd

In Ekonomi, Serba-serbi, Uncategorized on March 15, 2011 at 6:36 pm

Belajar dari Rhenald Kasali

Saya tidak tahu kenapa kata-kata entrepreneur begitu trend sekarang, banyak orang senang bicara soal entrepreneur dan banyak juga yang suka di cap sebagai entrepreneur. Mungkin karena sempitnya lapangan pekerjaan dan persaingan yang ketat membuat banyak orang banting setir menjadi entrepreneur. Dulunya jarang orang bilang entrepreneur untuk mendefinisikan pekerjaanya biasanya dulu kita mengatakan Wiraswasta.

Apa sih definisi entrepreneur itu, menurut kamus bahasa Indonesia “ orang yang mampu mengolah sumber daya yang ada menjadi suatu produk yang mempunyai nilai;Mencari keuntungan dari peluang yang belum digarap orang lain”. Menurut definisi diatas kita tahu bahwa menjadi entrepreneur itu berbeda dengan seorang wiraswasta. Perbedaanya pada sisi kreativitasnya, jika di wiraswasta kita memang melakukan business tapi belum tentu melakukan hal-hal yang creative. Namun di entrepreneurship kita melakukan tindakan kreativitas

Rhenald kasali adalah salah satu tokoh yang sering mendengungkan akan pentingya kewirausahaan. Sekarang bekerja sama dengan bank mandiri dia menulis modul kewirausahan yang akan dipakai sebagai dasar kurikulum kewirausahaan di Indonesia.

Dia mengatakan bahwa menjadi kaya itu tidak bisa cepat dan harus bertahap, harus mengalami proses pendewasaan secara alami dulu dari dalam tubuh. Jadi harus belajar untuk jatuh dan bangkit dulu untuk melatih mentalnya sebagai pengusaha. Memang ada orang yang bisa cepat kaya tapi terkadang cepat miskinnya juga karena mentalnya menjadi kaya tidak terlatih dengan baik. Seperti contoh mike Tyson, waktu karirnya sebagai petinju dia menghasilkan trilunan rupiah, setelah pensiun dari tinju dengan gaya hidup OKB (orang kaya baru) tiba-tiba dia bangkrut hanya dalam waktu satu tahun kemudian.

Dalam tubuh manusia terdapat brain memory tempat menyimpan pengetahuan ilmu. Tapi juga terdapat muscle memory atau memory otot. Coba anda gerakan tangan anda, bagaimana anda bisa menggerakanya. Kita dulunya tidak bisa berjalan, namun kita belajar berjalan dan akhirnya berlari. Ini lah yang dimaksud denga muscle memory.

Untuk menjadi entrepreneur itu kita perlu melatih muscle memory kita untuk terbiasa dengan cara action oriented atau melakukan tindakan-tindakan yang mengarah kepada kewirausahaan. Prinsipnya adalah act small dulu, jangan tergesa-gesa dulu melakukan hal-hal yang besar biasakanlah melakukan hal-hal kecil tapi mengarah ke besar.

jika anda ingin sukses PAKAILAH KEDUA OTAK ANDA!

In Ekonomi, Serba-serbi, Uncategorized on September 19, 2010 at 8:06 am

sering kita membaca atau mendengar tentang perihal otak kanan atau kiri. di jelaskan bahwa otak kiri otak yang bersifat logika, sistematis, liner, analitis, matematis dan otak kanan bersifat kreativitas, imajinatif, konseptor, intuitif.

Ada sebagian orang mengatakan bahwa otak kanan lebih penting dari otak kiri, karena lebih kreativ, nekat dan imajinatif dibanding otak kiri yang katanya kaku dan perhitungan. Mereka mengatakan orang sukses kebanyakan lebih menggunakan otak kanannya dari pada otak kiri. Padahal penggunaan istilah otak kanan atau kiri bukan bertujuan untuk di bandingkan mana yang lebih penting. Penggunaan istilah itu hanya untuk memudahkan saja proses identifikasii. Kerja otak kanan atau kiri itu sama-sama penting. Apakah anda bisa hidup dengan salah satu otak saja?

Dan yang lebih herannya lagi, kenapa otak kanan di asumsikan dengan nekat. Padahal otak kanan ya sekedar sebuat organ fungsi dari tubuh manusia dan bukanlah sebuah sifat. Karena nekat atau perhitungan itu bukan lah otak kanan atau kiri tapi sebuah sifat manusia. daniel goleman menulis dibukunya menyatakan bahwa manusia itu memiliki dua bagian otak yang memiliki karakter yang berbeda. penggunaan kedua otak sangatlah penting.

prinsip saya tidak peduli menggunakan otak kanan atau kiri yang penting menghasilkan. kalo kita terjebak dikotomisasi itu malah membuat kita semakin rumit dibuatnya. yang penting kita bisa berpikir rasional dalam mengambil keputusan. Nah rasionalitas setiap orang itu berbeda, mungkin rasional menurut a belum tentu menurut b. Oleh sebab itu kita perlu bertanya terlebih dahulu kepada orang yang sudah paham untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya sebelum mengambil keputusan.
Bedakan antar resiko dan beresiko. Resiko bagi saya adalah sudah tahu dasar berpikirnya atau informasinya sudah mengerti, namun belum tahu hasilnya jika belum dicoba. Sedangkan beresiko adalah tidak tahu dasar berpikirnya dan juga belum tahu hasilnya alhasil ya kemungkinan suksesnya jauh lebih kecil.

lho terserah anda mau pake otak kanan atau kiri yang penting anda sukses. saya kurang setuju saja kalo dikatakan agar mau sukses pakai otak kanan. Atau mencontohkan orang yang sukses bahwa mereka dapat dikatakan pasti menggunakan otak kanan. Hmm kadang saya berpikir ini seperti istilah orang jawa “Otak atik Gathuk” alias dipaksa dihubung-hubungkan padahal ya ga ada hubunganya secara langsung. Kadang juga terbesit dalam benak saya, kalo topic otak kanan atau kiri itu hanya digunakan untuk suatu kepentingan komersial saja.

Terkadang kita tidak tahu sebelum mencoba, jadi cobalah saja tanpa takut dan serahkan semuanya ke pada Tuhan. Berusaha, berdoa dan bersyukur bagi saya adalah sebuah prinsip yang pas untuk sukses. Yang jelas jika anda ingin sukses PAKAILAH KEDUA OTAK ANDA!